Popular Post

Sanz Lemon. Diberdayakan oleh Blogger.
Posted by : Unknown Rabu, 19 Februari 2014



Kenapa film Jepang? Karena saya penikmat film-film Jepang dan film jepang memiliki ciri khas dalam ide cerita yang unik (kreatif, imajinatif maupun crazy), humornya nyambung dengan selera nusantara (tidak seperti hollywood yang vulgar menurut saya), alurnya yang twist, dan gak jarang menginspirasi. Walaupun saat ini film Jepang tak sepopuler film Hollywood, Bollywood dan Korea, tapi di Indonesia film Jepang mempunyai tempat tersendiri bagi para penggemarnya. Dari segi cerita, akting para pemain tak kalah bagus dan menarik dari film Hollywood, Bollywood dan Korea yang sedang populer saat ini. Baiklah, berikut ini merupakan hasil seleksi yang cukup melelahkan dan menguras batin (read : lebay) untuk menentukan film-film mana saja yang masuk kategori ini. 
Please relax, free your mind, take easy, and here we goo..!! 

1. NOBODY KNOWS / DARE MO SHIRANAI (2004)

Director : Hirokazu Koreeda
Writer : Hirokazu Koreeda
Stars : Yûya Yagira, Ayu Kitaura and Hiei Kimura

Review : Berlatar di sebuah apartemen kecil di Tokyo, selama 12 tahun Akira harus merawat adik-adiknya setelah ibu mereka meninggalkannya dan tampaknya tidak akan datang kembali.

Kesan : Di adaptasi secara bebas dari kejadian nyata yang terjadi di Tokyo pada tahun 1980an, sutradara yang juga bertindak sebagai penulis cerita dan produser, Hirokazu Koreeda berhasil menampilkan sebuah kisah luar biasa, dalam, getir dan menyentuh tentang perjuangan hidup 4 orang anak yang ditinggalkan oleh ibunya yang tidak bertanggung jawab. Sebuah drama perjuangan hidup yang getir dan juga luar biasa yang tergambar diri keempat anak-anak yang lugu ini. Penuh dengan nilai kehidupan brooo !! 

2. HEAVENLY FOREST / TADA KIMI WO AISHITERU (2006)

Director : Takehiko Shinjo
Writer : Takuji Ichikawa (novel), Kenji Bando (screenplay)
Stars : Aoi Miyazaki, Hiroshi Tamaki and Munetaka Aoki

Review : Cerita ini diawali dari perjalanan Makoto untuk menemui Shizuru, sahabatnya, bermodalkan surat yang dikirimkan oleh Shizuru setelah beberapa tahun Shizuru menghilang dari kehidupan Makoto. 

Kesan : Berdasarkan novel yang ditulis oleh penulis Takuji Ichikawa, Miyazaki Aoi memainkan gadis aneh dan 'terbelakang' jatuh cinta dengan karakter Tamaki Hiroshi di universitas. Film ini menyajikan keindahan alam di jepang, sinematografi yang baik, akting yang menyentuh dari Aoi dan Tamaki dan ditambah cerita yang menyentuh plus twisted ending. Recommended banget lah buat penggemar film Romantis.:)

3. GOLDEN SLUMBER (2010)


Director : Yoshihiro Nakamura
Writer : Kotaro Isaka
Stars : Yûko Takeuchi, Teruyuki Kagawa and Nao Ohmori 

Review : Aoyagi, seorang sopir jasa logistik bertemu seorang teman kuliahnya untuk memancing, hingga dia berakhir dibius, dan dia mengetahui kenyataan yang menakutkan bahwa dia menjadi orang yang bertanggung jawab atas pembunuhan Perdana Menteri yang terjadi pada hari itu. Ini hanya awal dari hari terburuk, teraneh dan paling berbahaya dalam hidupnya.

Kesan : "Sahabat adalah orang yang selalu mendukungmu disaat seluruh dunia memojokanmu". Itu perumpamaan yang cocok untuk menggambarkan film ini. Ketika Aoyagi menjadi kriminal paling dicari diseluruh jepang (tentunya karena konspirasi yang dilakukan polisi korup) dan seluruh media di jepang sudah mengumumkannya maka habislah nasib Aoyama yang hanya berprofesi sebagai sopir jasa logistis. Tapi ternyata tidak begitu, karena pada akhirnya persahabatanlah yang akan menyelamatkan nasib Aoyama. Golden slumber memang terinspirasi dari lagu band legendaris The Beatles. Golden slumbers fill your eyes, Smiles awake you when you rise, Sleep pretty darling do not cry, And I will sing a lullabye !!! (singing)

4. BATTLE ROYALE / BATORU ROWAIARU (2000)


Director : Kinji Fukasaku
Writer : Koushun Takami (novel), Kenta Fukasaku (screenplay)
Stars : Tatsuya Fujiwara, Aki Maeda and Tarô Yamamoto

Review : Di Jepang setiap tahunnya sebuah kelas tingkat 9 (setara kelas 3 SMP) dipilih secara acak dan rahasia oleh pemerintahan fasis. Mereka diculik dan dipaksa ke sebuah pulau terpencil, di mana mereka dilengkapi dengan makanan, air, peta, dan senjata acak. Di pulau tersebut mereka harus bersaing dalam kompetisi mematikan hingga hanya menyisakan seorang pemenang. Kegagalan untuk mengikuti aturan atau berpartisipasi dalam kompetisi kematian akan berakibat meledaknya gelang leher yang dipakai setiap siswa.

Kesan : "Could you kill your best friend??". Berbeda 180derajat dari film Golden Slumber, film ini menyajikan ke"gilaan" dari film jepang. Pernah menonton Hunger Game? Ya, film garapan hollywood itu terinspirasi dari film Battle Royale. Didalamnya dipenuhi adegan-adegan darah, letupan senjata, teriakan histeris yang digambarkan dengan tingkat kesadisan yang cukup membuat mual penontonnya yang lemah hati. Overall, Battle Royale bisa dibilang adalah sugguhan J-thriller unik, aneh dan juga absurd, namun disisi lain juga sebagai sebuah studi moral tentang gejolak sosial yang berkembang di masyarakat. Cukup ragu memasukan Battle Royale dalam list ini, tapi bagaimanapun film ini termasuk dalam salah satu masterpiece film terbaik Jepang. Saran saya film ini : Rating Pending !!

5. MIDNIGHT SUN / TAIYô NO UTA (2006)


Director : Norihiro Koizumi
Writer : Kenji Bando
Stars : Yui, Takashi Tsukamoto and Kuniko Asagi 

Review : Suatu malam, saat Kaoru (Yui) sedang memetik gitar di taman, Kouji (Takashi Tsukamoto) melintas di depannya. Dengan bermodalkan nekad, Kaoru mengejar cowok itu sampai tak sengaja mendorongnya dari belakang. Dengan gugup dan panik Kaoru mulai memperkenalkan dirinya, "Amane Kaoru desu! 16sai desu! Kareshi wa imasen!" (Namaku Amane Kaoru, umur 16 tahun, dan belum punya pacar!). Awalnya Kouji cuma bisa melongo karena kedatangan cewek itu. Mereka pun berkenalan. Kouji juga mendengarkan suara Kaoru saat ia menyanyi sambil memetik gitar. Kouji pun terpesona pada suara Kaoru yang luar biasa. Lagu ciptaan Kaoru pun sangat menggetarkan jiwanya.

Kesan : Film ini membawa ekspektasi atas kesuksesan dramanya yang dibintangi Erika Sawajiri. Smile Like an Angel, itulah Yui. Siapa sih yang gak salut dengerin dentingan gitar dan suara imut dari Yui. Sejatinya seorang musisi sehingga tak perlu dipertanyakan lagi kualitas membawakan peran yang juga seorang pemusik. Secara emosional, film ini berhasil dengan baik, mengungkapkan sisi melankolis dari gadis yang terisolasi itu. Peran orang tua dan sahabat dimainkan dengan porsi yang tepat. Penggunaan humor efektif dan membantu untuk menyeimbangkan film agar tidak terlalu sedih. Klimaksnya adalah saat Kouji baru tahu kalau Kaoru mengidap XP (Xeroderma Pigmentosum), Kaoru memutuskan untuk mengakhiri hubungan mereka (di saat mereka telah jadian), tapi Kouji tetap ngotot mempertahankan Kaoru. Recommended banget lah buat penggemar film Romantis.:)


6. TRILOGY OF 20TH CENTURY BOYS (2008-2009)


Director : Yukihiko Tsutsumi  
Writer : Naoki Urusawa (manga), Yasushi Fukuda (screenplay), Takashi Nagasaki (screenplay)
Stars : Toshiaki Karasawa, Etsushi Toyokawa and Takako Tokiwa

Review : Pada tahun 1969, kelompok geng bocah berumur 9 tahun yang terdiri dari Kenji, Otcho, Yoshitsune dan Maruo membangun tempat persembunyian mereka di lahan kosong, yang mereka sebut pangkalan rahasia mereka, di mana mereka dan teman-temannya berkumpul untuk membaca manga/komik dan majalah porno yang dicuri dan mendengarkan radio. Untuk meresmikan kelompok mereka, Otcho menarik simbol dasar yang akan mewakili persahabatan mereka. Setelah teman-teman mereka Yukiji dan Donkey bergabung dalam kelompok, mereka membayangkan skenario masa depan (pada tahun 1999) di mana penjahat akan mencoba untuk menghancurkan dunia, dan di mana anak-anak akan berdiri dan berjuang, skenario ini ditranskripsi dan diberi label Kitab Ramalan Masa Depan. Apa yang terjadi bila 30 tahun kemudian (tepatnya tahun 1999) semua yang mereka tulis dalam Kitab Ramalan Masa Depan menjadi kenyataan. Kejadian-kejadian yang pernah Kenji dan kawan-kawannya tuliskan dalam skenario penyelamatan dunia di waktu kecil tersebut satu persatu menjadi kenyataan. Kejadian-kejadian tersebut diduga berkaitan dengan sebuah perkumpulan kultus  yang dipimpin oleh seorang pria misterius bernama “Friend”. Yang aneh adalah, perkumpulan tersebut menggunakan simbol yang sama dengan simbol yang digunakan Kenji dan kawan-kawannya waktu kecil sebagai lambang persahabatan mereka. Jadi, siapakah “friend” sebenarnya? Apakah dia merupakan salah satu teman Kenji di masa kecil? Lalu, apakah Kenji dan kawan-kawannya memang ditakdirkan untuk menyelamatkan dunia?

Kesan : Salah satu keunikan film ini terdapat pada alurnya yang acak-acakan tapi biar begitu tetap membentuk satu kesatuan yang kuat dan tidak membuat bingung. Ceritanya mengalir dengan banyak flash back, dan kadang-kadang alurnya suka loncat-loncat. Misalnya ada suatu kejadian di tahun 2000 lalu kisahnya tiba-tiba loncat ke kejadian di tahun 2014. Kadang-kadang hal tersebut membuat saya merasa gregetan karena alurnya sering tiba-tiba loncat ketika situasi dalam film ini sedang berada di puncaknya, sehingga hal tersebut membuat penonton akan selalu merasa penasaran karena banyaknya misteri yang belum terpecahkan. Saya sangat merekomendasikan film ini untuk ditonton semua penggemar cerita suspense / twisted / action / psychological / mystery.


7. 700 DAYS OF BATTLE US VS THE POLICE (2008) 


Director : Renpei Tsukamoto
Writer : Yûichi Fukuda (screenplay)
Stars : Hayato Ichihara, Kuranosuke Sasaki and Kumiko Asô

Review : Berlatar belakang tahun 1979 sekelompok remaja nakal disebuah kota kecil  di Jepang dipimpin oleh mamachari (Hayato Ichihara) memutuskan untuk "berperang"Chuzai-san (Kuranosuke Sasaki) petugas polisi setempat yang menangkap sahabatnya Saijo (Takuya Ishida) hanya gara-gara mengendarai motor dengan kecepatan 40 Km/Jam, Tujuan meraka mencari masalah dengan Chuzai-san agar dia dimutasi dari tempat tinggal mereka. Sampai suatu saat mereka menemukan kenyataan bahwa Chuzai-san menikah dengan seorang wanita paling cantik dikota bernama Kanako (Kumiko Aso).

Kesan : "Don't judge movie from the title". Title film ini seakan-akan tentang tembak-tembakan, baku hantam, darah dan lainnya yang berbau kekerasan. Ternyata tidak, dijamin selama 2 jam film kita disuguhkan oleh adegan-adegan menggelitik yang mengundang tawa, melihat betapa polosnya "anak-anak ndeso nakal ini" menjahili dan dijahili pak polisi. Setting ceritanya sederhana tapi membumi, ada pesan-pesan positifnya lagi. Sejujurnya ini salah satu film jepang yang paling lucu dan bermakna yang pernah saya tonton..
Rekomendasi untuk yang lagi bad mood, it's work !! :)


8. SHINOBI: HEART UNDER BLADE (2005) 


Director : Ten Shimoyama
Writer : Fûtarô Yamada (novel), Kenya Hirata
Stars : Yukie Nakama, Jô Odagiri and Tomoka Kurotani

Review : Settingnya adalah Jepang abad 16, tepatnya pada era Sengoku, mempertemukan kita dengan Gennosuke (Joe Odagiri) and Oboro (Yukie Nakama) pasangan kekasih dari dua klan ninja legendaris, Kouga dan Iga yang sudah berseteru selama kurang lebih 400 tahun lamanya. Dan untuk menguji kekuatan cinta mereka keduanya kemudian dihadapkan pada sebuah kenyataan pahit disaat shogun Tokugawa, penguasa Jepang saat itu merasa terancam dengan kehadiran dua kubu Shinobi berbahaya itu hingga kemudian melakukan konspirasi untuk menghancurkan keduanya dengan memaksa mereka untuk saling bunuh satu sama lain, dan tentu saja pada akhirnya Gennousuke harus berhadapan dengan kekasih hatinya, Oboro.

Kesan : Oboro: ” Even if the land is united, 400 years of hatred and killing…will not be forgiven so easily.You and I will only be joined…in our dreams “
Seperti yang diucapkan oleh Oboro disini “Hanya dalam mimpi saja cinta kita bisa bersatu’, ah, sebuah melodrama memang,  namun pada akhirnya saya menyukai bagaimana Shimoyama menutup kisahnya ini, tragis, tapi apa yang dilakukan Oboro di penguhujung cerita  mampu meninggalkan bekas mendalam dibenak saya, atau bagaimana aspek-aspek pendukung lain yang juga mampu membuat film ini menjadi sedikit istimewa, seperti sebut saja bagaimana Shimoyama sudah berhasil menugaskan Masashi Chikamori untuk membungkus setiap momennya dengan sinematografi cantik.
Dan pada akhirnya ketika theme Song ‘Heaven’ yang dikumandangkan oleh suara merdu Ayumi Hamasaki menutup kisah aksi-romansa ini, ada sebuah perasaan yang tertinggal dari Shinobi: Heart Under Blade, bukan karena jualan adegan pertarungan aksi yang memang keren namun sebuah rasa kehilangan yang sukses ditularkan Oboro yang cantik nan malang, sebuah kisah cinta tak sampai yang harus diakui sudah meninggalkan kesan cukup dalam di benak saya. Rasanya seperti melihat Romeo & Juliet yang legendaris itu yang di crossover dengan kisah Ninja klasik ala Jepang !!


9. CONFESSIONS / KOKUHAKU (2010) 


Director Tetsuya Nakashima
Writer Kanae Minato (based on the novel by), Tetsuya Nakashima (screenplay)
Stars Takako Matsu, Yoshino Kimura and Masaki Okada

Review : Hari itu memang terlihat berebeda dari hari-hari biasanya, bukan saja karena menjadi hari terakhir bagi para murid-murid SMP kelas 1B bersekolah sebelum liburan panjang kenaikan kelas, namun juga menjadi hari terakhir bagi Yuuko Moriguchi (Takako Matsu) bertugas sebagai guru mereka. Yang menarik adalah bagaimana Yuuko kemudian memberikan pelajaran terakhirnya, pelajaran penting tentang kehidupan, sembari  secara perlahan membuat sebuah pengakuan mengejutkan yang sampai-sampai membuat seisi kelas terdiam dan memusatkan perhatiannya pada sang guru. Apa isi pengakuannya itu? Ah, saya tidak ingin merusak kenikmatan menonton anda, dengan memberitahu apa isinya,  karena ‘pengakuan’ itu bisa dibilang adalah bagian terpenting dari keseluruhan cerita, jadi saya akan membiarkan anda mencari jawaban sendiri dengan menontonnya. Singkat kata pengakuan itu  ternyata berdampak luar biasa bagi murid-muridnya, terutama bagi dua orang yang tampaknya harus membayar mahal apa yang sudah pernah mereka perbuat sebelumnya.

Kesan : Confessions terlihat jauh lebih kelam. Nakashima seakan-akan ingin menegaskan suram dan depresifnya film ini lewat pemilihan warna gelap dengan dukungan teknik sinematografi dan pencahayaan sempurna plus pengunaan efek slowmotion menawan, editing yang apik telah benar-benar memanjakan indera pengelihatan para penontonnya. Belum lagi iring-iringan musiknya, dari klasik hingga Radiohead, semuanya dapat menyatu dengan baik untuk mendramatisir habis-habisan setiap adegannya. Menjadikan pengalaman menonton Cofenssions seperti sedang menyaksikan sebuah video klip musik versi panjang. Kemudian dengan cerdas Naksihama membawa penontonnya untuk melihat permasalahan dari berbagai sudut pandang melalui narasi karakter-karakter utamanya, tidak jarang emosi penontonnya kemudian dipermainkan dalam sebuah ambiguitas moral tentang benar atau tidaknya tindakan-tindakan yang telah dilakukan oleh para pelakunya. Dan Seiring berjalannya cerita, penonton akan banyak menemui banyak fakta-fakta mengejutkan dan mengerikan yang muncul melalui serangkaian flashback dimana pada akhirnya akan menjawab semua rasa pensaran dan pertayaan-pertanyaan kita. Overall, Confessions sukses memadu padankan sebuah pengalaman sinematik yang tidak terlupakan, sebuah thriller psikologis  provokatif, meyesakan dan juga emosional dengan balutan teknis visual tingkat tinggi.


10. DENSHA OTOKO / TRAIN MAN  (2005) 



Director : Shôsuke Murakami
Writer : Hitori Nakano (novel), Arisa Kaneko (screenplay)
Stars : Takayuki Yamada, Miki Nakatani and Ryôko Kuninaka

Review : Diambil dari kisah nyata seorang otaku sejati (Takayuki Yamada) berusia 23 tahun yang menolong beberapa wanita di kereta api ketika seorang pria mabuk hendak melecehkannya. Kejadian tersebut membuat sang otaku jatuh hati kepada salah seorang wanita yang ditolongnya (Miki Nakatani). Dengan memberanikan diri otaku tersebut memposting di sebuah situs web untuk meminta nasihat setiap langkah untuk mendekati wanita pujaannya. Hingga tercipta julukan "Densha Otoko" sampai akhirnya mulai berkencan salah satu wanita yang dia sebut sebagai "Hermes". Apakah kisah cinta otaku tersebut dapat berakhir bahagia dan hidup dengan normal ? 

Kesan : Film keren ini patut di tonton buat para otaku, jomblo yang minder, jomblo yang desperate dan yang hobby galau..(astaga ngomongin diri sendiri   :P ). Kocak banget saat deg degannya pas jatuh cinta, ngdate pertama, kikuknya Densha sampe pas dia ngerasa dia cuma nyusahin buat cewenya. Itu cukup menyayat hati, menggetarkan jiwa, membasuh sukma (lebay mode : on) :)Film ini membuktikan bahwa cowo nerd itu banyak yang baik dan akan dapet cewe yang baik juga. Salah satu kelemahan dari film ini adalah Takayuki Yamada terlalu ganteng untuk otaku yang punya image culun dan Miki Nakatani terlalu dewasa (read : kurang cantik) untuk ukuran film sebesar ini.. Just Opinion :D.. Saya sangat merekomendasikan film ini untuk ditonton saya sendiri dan para otaku, jomblo yang minder, jomblo yang desperate dan yang hobby galau. hahaha
11. 13 ASSASSINS / JUSAN-NIN NO SHIKAKU (2010)

Director : Takashi Miike
Writer : Kaneo Ikegami (based on a screenplay by), Daisuke Tengan (screenplay)
Stars : Kôji Yakusho, Takayuki Yamada and Yûsuke Iseya

Review : Di era pemerintahan Shogun Jepang 23 tahun sebelum berakhirnya era shogun terakhir Tokugawa, berkuasalah seorang Lord Matsudaira Naritsugu (Gorô Inagaki) adik Shogun Naritsugu penguasa klan Akashi yang terkenal kejam kepada rakyatnya. di masa yang genting tersebut seorang Samurai bernama Shinzaemon (Kôji Yakusho) diminta melakukan sebuah misi rahasia, yaitu membunuh Narigutsu. Untuk mengambil nyawa seorang Narigutsu tidaklah mudah, karena ia di lindungi oleh banyak pasukan samurai, selain itu ada seorang teman Shinzaemon, Hanbei (Masachika Ichimura) yang pernah satu dojo dengannya. Apakah ini misi bunuh diri?

Kesan : Takashi Miike? Oh inikan sutradara film Ichi The Killer pernah saya tonton, langsung terbayang film ini di penuhi adegan berdarah-darah. Itu ekspektasi saya saat melihat film ini. Setelah ditonton ternyata semua ekspektasi saya terbantahkan.
Dimulai dengan satu jam pertama di film ini Miike menyuguhkan drama yang menaikan tensi penonton penuh polemik dan kasat-kusut para samurai, mulai dari masalah kesetiaan sampai penghianatan. 



Lord Naritsugu Matsudaira: Once I’m on the Shogun’s council, let’s bring the age of war




Setidaknya tidak butuh waktu lama untuk bisa menyaksikan adegan pertarungan keroyokan ala Takashi Miike, setengah film sampai akhir akan menjadi angin topan yang menerpa penontonnya,  di tahun 2011 ini film 13 Assassin mempunyai adegan pertarungan paling epik yang pernah gw tonton, tensi pertarungannya benar-benar terjaga mengingatkan saya pada film jadul samurai seven karya master Akira Kurosawa hampir semua karakternya mempunyai chemistry yang sama. Recommended banget lah buat penggemar film epic, trust me.:)


12. DEPARTURES / OKURIBITO (2008)

Director : Yôjirô Takita
Writer : Kundô Koyama
Stars : Masahiro Motoki, Ryôko Hirosue and Tsutomu Yamazaki

Review : Daigo Kobayashi (Masahiro Motoki) adalah seorang pemain cello sebuah orkestra yang harus melupakan mimpinya sebagai pemain cello professional dikarenakan orkestranya tersebut harus gulung tikar. Daigo bersama istrinya (Ryôko Hirosue) akhirnya memutuskan untuk kembali ke kampung halamannya untuk memulai sesuatu yg baru. Tanpa disengaja disini Daigo menemukan pekerjaan yg tidak ia duga sebelumnya, pekerajaan sebagai Nokanshi atau encoffineer atau pemandi dan perias jenasah yg dipersiapkan untuk dikremasi dalam perjalanan ke kehidupan selanjutnya. Semudah itukah ?

Kesan : Okuribito/Departures menurut saya adalah film Jepang terbaik di tahun 2008, memang gak salah film ini menang Oscar untuk film berbahasa asing terbaik. Walaupun cerita yg diangkat bertema kematian, namun kematian disini digambarkan dengan indah, penuh kelembutan dan penuh dengan emosi, diiringi dengan music score yang sangat menyentuh khas film-film drama Jepang yg mampu menambah makna film ini.
Kita diajak melihat bagaimana pekerjaan sebagai Nokanshi bukanlah seburuk seperti yang dibayangkan, Nokanshi dilakukan dengan penuh perasaan dan memliki seni tersendiri, sampai-sampai kita bahkan tidak bisa melihat bagian tubuh (kecuali Kepala) yang dimandikan, padahal hal tersebut dilakukan didepan banyak orang. 
Disamping itu kita juga diajak melihat perjalanan seorang Daigo dalam mencari jati dirinya dan berdamai dengan masa lalunya bersama istrinya yg setia. Overall  film yang wajib untuk ditonton bagi penggemar film-film drama berkualitas tinggi. :)


13. DEATH NOTE "FIRST NAME" & "LAST NAME" (2006)

Director : Shûsuke Kaneko
Writer : Tsugumi Ohba (comic), Takeshi Obata (comic), and Tetsuya Oishi (screenplay)
Stars : Tatsuya Fujiwara, Takeshi Kaga, Erika Toda and Shidô Nakamura

Review : Light Yagami (Tatsuya Fujiwara) adalah seorang murid sma berumur 17 tahun yang sangat pandai. Suatu hari dia menemukan death note (dan seketika dia dapat melihat shinigami pemilik death note tersebut). Setelah dijelaskan kegunaannya (tuliskan nama orang, maka dia akan mati sesuai keinginanmu), Light akhirnya memutuskan untuk membunuh semua penjahat di dunia ini untuk menciptakan sebuah 'dunia baru' yang damai dan tentram. Semudah itukah ?
Tidak, pihak kepolisian sudah menggunakan berbagai cara untuk menangkap pembunuhan yang semuanya berhasil di di gagalkan oleh Light. Hingga akhirnya detective terhebat saat itu berinisial L (Ken'ichi Matsuyama) pun turun tangan. Akankah Light berhasil menjadi 'Dewa di dunia baru' ?

Kesan : Apakah sebenarnya makna keadilan itu ? 
Ketika satu pihak berprinsip "Aku cukup sadar jika membunuh orang adalah kejahatan itu sendiri! Namun, dalam hal itu, inilah satu-satunya cara untuk membuat semua hal benar! Aku berpikir ke diriku sendiri jika suatu hari orang-orang akan sadar ini ini cukup, dan menganggapnya sebagai aksi keadilan" dan satu pihak berprinsip "Bukan perkara bagaimana kau menggunakanya, semua yang didapat dari membunuh orang tidak akan membawa kebahagiaan sebenarnya" dan kedua-duanya mengatas namakan keadilan.
Dalam film garapan Shûsuke Kaneko ini adrenalin dan idealisme kita seakan-akan "dikocok-kocok" oleh pertarungan antara Yagami Light dan L, dua orang super jenius, antara super villian dan super detective, antara kegelapan dan cahaya, antara keadilan dan keadilan, bagaikan melihat dua orang duduk bermain catur, sedikit saja melakukan kesalahan checkmate!!  Bukan hanya dari segi cerita yang memukau, tetapi akting keduanya begitu dinamis, belum lagi pemeran Misa-chan (Erika Toda) dan Souichiro Yagami (Takeshi Kaga) yang cukup tragis.



L Lawliet saysLet's show him, that the good guys always win, Justice will prevail no matter what !!




Layaknya film detektif pada umumnya, penonton diajak duduk terdiam menantikan lebih banyak kejutan dan apa yang akan terjadi selanjutnya. Karakteristik tokoh dan prinsipnya, mencerminkan realitas dari idealisme kita sendiri. Ya kita bisa sejahat iblis dan sebijaksana malaikat. Plot sederhana namun begitu kompleks. Yang benar-benar membuat menarik adalah keseluruhan dari cerita Deathnote itu sendiri, tanggung jawab, pilihan, pengorbanan demi keyakinan seseorang dan moral. Ini semacam film yang mengajak anda berfikir dan merenungi hingga akhirnya menyerap cerita dan membiarkan diri terhibur. Bila anda suka tipe film seperti Sherlock Holmess, Raven dan film detektif lainnya, maka film direkomendasikan untuk anda. :)


14. LOVE EXPOSURE / AI NO MUKIDASHI (2008)

Director : Shion Sono
Writer : Shion Sono (screenplay), Shion Sono (story)
Stars : Takahiro Nishijima, Hikari Mitsushima and Sakura Andô

Review : Yu (Takahiro Nishijima) hidup di keluarga penganut kristen taat. Saat ibunya meninggal, ayahnya, Tetsu, menjadi pendeta. Seorang perempuan lain, Kaori, datang dan menjadi kekasih ayahnya. Mereka berdua diam-diam menjalin hubungan sampai Kaori bosan dan meninggalkan Tetsu. Depresi, Tetsu memaksa Yu mengaku dosa setiap hari. Yu yang sebenarnya anak baik-baik terpaksa melakukan tindakan tak terpuji agar bisa mengaku dosa pada ayahnya. Yu pun berguru pada master panties-hentai bagaimana mengambil foto celana dalam wanita secara profesional. Sampai ia bertemu dengan Yoko (Hikari Matsushima) dan Aya Koike (Sakura Andô).

Kesan : Ini film jepang dengan durasi paling panjang yang pernah saya tonton, total durasinya 4 jam meeen!! Belum lagi sutradaranya cukup membuat bulu kuduk merinding, ya Shion Sono dengan kenangan film edannya Suicide Club (2001), Noriko's Dinner Table (2005), sama Exte: Hair Extensions (2007). 4 Jam di hajar ama film macem begitu, bisa-bisa gak doyam makan 1 minggu saya.
Nyatanya, film ini ternyata lucu sekaligus rada ecchi :P. Backsound dan soundtracknya pun mendukung, musik-musik bernuansa ceria mengalun menghiasi scene-scene konyol saat Yu tersenyum puas setelah berbuat buruk demi menyenangkan hati ayahnya (dia dimarahin kalo bilang 'I don't do sinful thing today'). Yang saya rasain selama nonton film ini ketawa, frustasi, takut, jijik, terpesona, sekaligus nangis. Empat jam tidak terasa membosankan karena alur filmnya cukup cepat. Belum lagi ada si cantik Hikari Matsushima memang aktris yang berbakat. di beberapa film dengan peran yang berbeda-beda, jadi anak baik, guru TK, berandalan, istri dan semuanya bagus.
Love Exposure mengajak kita melihat satu cerita dari beberapa chapter dengan sudut pandang dan narasi dari orang yang berbeda. Empat jam yang luar biasa. Saya berkali-kali bergumam 'edan' sambil menggeleng-geleng melihat karya Sion Sono ini. Gila emang ni orang, bisa aja kepikiran cerita aneh absurd kaya gini.

15. CROWS ZERO 1 & 2 (2007 & 2009)

Director : Takashi Miike
Writer : Hiroshi Takahashi (comic), Shôgo Mutô (screenplay)
Stars : Shun Oguri, Kyôsuke Yabe and Takayuki Yamada

Review : Berawal dari salah satu SMA di Jepang yaitu SMA Suzuran yang terkenal akan anak-anaknya yang brandal. Bahkan dalam satu sekolahpun mereka berkelahi untuk mendapatkan kekuasaan dan menunjukkan siapa yang terkuat di sekolah itu. Pada saat tahun ajaran baru , munculah seorang anak Yakuza bernama Genji Takiya (Shun Oguri) yang juga berusaha mencapai puncak kekuasaan di Suzuran , ia berambisi membuktikan kepada ayahnya bahwa ia akan menyatukan 3 generasi suzuran dibawah namanya, yang selama ini belum pernah ada yang mencapainya. Akhirnya dengan bantuan seorang yakuza medioker, Ken Katagiri (Kyôsuke Yabe) , Genji mulai mencoba mengumpulkan kekuatan dari nol untuk akhirnya menantang sang senior Tamao Serizawa (Takayuki Yamada) yang saat itu adalah orang paling berkuasa di Suzuran.

Kesan : Inget film ini penuh dengan adegan-adegan perkelahian, tinju, dan darah. Jujur aja saat pertama saya nonton film ini with my sister, dia bilang ini film sampah gak berbobot dan gak berpengaruh buruk untuk anak-anak. Sejenak saya setuju, tapi setelah itu adu argumen antara kami berdua terjadi. Ya sudahlah jadi out of topic ya..:P
Back to topic, jujur ya scene perkelahian dalam film ini sangat enak untuk ditonton. Mungkin karena pada saat berkelahi , murid-murid Suzuran ini semuanya memakai tangan kosong jadinya feel of fight nya kerasa banget (laki bangeet meen!!). Di point ini saya setuju sama my sister klo film ini berpengaruh buruk untuk anak-anak. Tetapi buat yang bisa melihatnya dari sisi lain , film yang diangkat dari salah satu serial manga di Jepang ini menujukkan harga diri, respek, dan mimpi. Ketiga hal tersebut sangat ditekankan oleh sang sutradara dan ditampilkan dengan sangat baik oleh karakter-karakter yang ada di film ini. Dan satu hal lagi yang selalu hampir ada di semua film Jepang bergenre serupa, film ini juga menunjukkan ikatan persahabatan yang sangat erat.
Settingnya pun sangat meyakinkan. Mulai dari sekolah penuh dengan coretan dimana-mana, kelas-kelas dengan kaca yang pecah sampai anak-anak berdandan punk yang bergerombol sesuai gengnya masing-masing. Lalu dari akting para pemerannya saat melakukan perkelahian juga terasa beneran lagi berkelahi. Mungkin para pemerannya udah ditraining dulu buat berkelahi lawan yakuza beneran kali ya.



Genji Takiya "When you compare them to the poor caged birds that have forgotten to fly,crows are much better, being a Crow is good enough for me."



Hal menarik lainnya dari film yang disutradarai oleh Takashi Miike (you again, damn you!!) ini adalah selain oleh adegan-adegan perkelahian brutalnya , di film ini juga digambarkan bagaimana sebuah struktur yang rapih dari sebuah geng dan bagaimana keberjalanan dari geng itu disamping di saat mereka berkelahi. Buat para anak muda ataupun buat yang masih ngerasa muda yang semangatnya pernah berapi-api , silakan dicoba deh nonton film ini . Kecuali anak-anak dibawah umur dan cewe dan cowo lemah hati loh..hahaha :)


16. A STRANGER OF MINE / UNMEI JANAI HITO (2005)

Director : Kenji Uchida
Writer : Kenji Uchida
Stars : Yasuhi Nakamura, Reika Kirishima and Sô Yamanaka

Review : Berawal pada Jum’at malam yang panjang, ketika Takeshi Miyata (Yasuhi Nakamura),  pekerja kerah putih yang sedang patah hati setelah ditinggal pergi kekasihnya 6 bulan lalu diajak bertemu di sebuah restoran oleh sahabatnya, Yusuke Kanda (Sō Yamanaka) yang juga bekerja sebagai seorang detektif swasta. Di tempat itu dalam rangka menghibur sahabatnya, Yusuke kemudian mempertemukan Miyata kepada seorang wanita asing (Reika Kirishima) yang tepat duduk di meja belakangnya. Disini puzzle jum'at malam yang panjang ini mulai dirangkai, apa yang sebenernya terjadi pada malam itu?

Kesan : Selama ini saya mengira hanya nama-nama besar macam Christopher Nolan, Quentine Tarantino atau Gaspar Noé saja yang mampu memukau saya dengan pengunaan non-linear/twisted plot nya yang tidak lazim itu, tapi rupanya masih ada satu orang sutradara lagi. Ia jelas tidak setenar nama-nama diatas, hanya seorang sutradara yang baru menghasilkan dua film, ia adalah Kenji Uchida. Ya, untuk seorang sutradara ‘kecil’, Uchida mampu menghadirkan hal ‘besar’ seperti yang sudah dilakukan ketiga sutradara handal diatas, bedanya disini sineas Jepang ini menerapkan teknik penceritaan rumit itu dengan lebih sederhana, lebih santai dan yang pasti jauh lebih menghibur ketimbang Memento, Pulp Fiction atau Irréversible karena dari awal A Stranger of Mine memang sudah memposisikan dirinya sebagai komedi satir / black comedy lengkap dengan segala guyonan-guyonan segar, romansa manis dan karakter-karakternya yang unik.
Banyak kejutan-kejutan luar biasa tidak terduga sudah menunggu kita selanjutnya, atau dengan kata lain buang segala pikiran anda yang menganggap bahwa ini adalah sebuah film romantis, karena ketika film ini kemudian bergerak  non linear secara terbalik (baca: mundur) dan berkembang kemana-mana dengan sangat dinamis dan masuk akal itulah yang menjadi nilai lebih dari A Stranger of Mine. Setiap bagiannya di rajut rapi oleh Uchida, setiap kejadian hanya berlangsung dalam rentang satu malam, mempertemukan kita dengan karakter-karakter utama lain, melihat kisah ini dari berbagai sudut pandang berbeda (sudut kamerea berbeda juga) tidak hanya dari posisi bujangan pecundang, dan detektif mata duitan diatas, sebut saja seorang wanita depresi, penipu cantik, dan bos Yakuza. Kehadiran mereka semua lengkap dengan segala tujuan masing-masing jelas secara tidak langsung selain memberi warna film ini,  di sisi lain mereka juga bertanggung jawab untuk mengaitkan setiap segmennya, menjadikan sebuah hubungan sebab akibat, membentuk sebuah keutuhan cerita drama komedi satir romantis yang hebat, menghibur dan juga pintar.
Buat saya menemukan A Stranger of Mine seperti menemukan harta karun terpendam karena jujur saja film ini direkomendasikan oleh teman saya setelah saya menyepelekannya setelah melihat situs sebesar IMDB pun, tidak banyak users yang mengulasnya, tapi jangan salah jika berbicara soal plot atau bagaimana film ini bercerita sepanjang menit, anda mungkin akan sepakat dengan saya untuk mengatakan bahwa Kenji Uchida adalah seorang jenius. Tonton deh..

17. MEMORIES OF MATSUKO (2006) 

Director : Tetsuya Nakashima
Writer : Tetsuya Nakashima (screenplay), Muneki Yamada (novel)
Stars : Miki Nakatani, Eita and Yûsuke Iseya

Review : Dimulai dari narasi seorang pemuda bernama Sho Kawajiri (Eita), seseorang yang hidupnya terlihat tidak berguna sama sekali. Kabur dari rumah dua tahun yang lalu dengan tujuan untuk menjadi musisi, namun rencananya tidak berjalan sesuai keinginan. Keluar dari band-nya, diputuskan oleh pacarnya yang terang-terangan mengatakan bahwa “hidup bersamanya benar-benar membosankan”, membuat hidupnya terlihat benar-benar menyedihkan. Tidak ada hal yang dilakukannya selain menonton adult video di kamarnya yang sangat berantakan. Lalu tiba-tiba, setelah dua tahun tidak berhubungan dengan keluarganya, ia tiba-tiba kedatangan ayahnya (Kagawa Teruyuki), yang mengabari bahwa bibinya yang bernama Matsuko Kawajiri (Miki Nakatani) telah meninggal dunia karena dibunuh di sebuah taman entah oleh siapa. Sebelumnya Sho tidak pernah tahu bahwa dia memiliki seorang bibi bernama Matsuko. Ayahnya pun menjelaskan, bahwa Matsuko sudah puluhan tahun tidak berhubungan dengan keluarga mereka. “Her life was meaningless,” kata ayahnya. Ayahnya kemudian meminta Sho untuk membersihkan apartemen yang merupakan tempat tinggal Matsuko dulu. Dan datanglah Sho ke apartemen tersebut, apartemen yang dipenuhi sampah, dan menemukan beberapa hal yang membuatnya penasaran, seperti apakah bibinya tersebut? Seperti apakah kehidupannya yang menurut ayahnya “meaningless” tersebut?

Kesan : Memories of Matsuko telah mengenalkan saya pada sutradara Jepang, Tetsuya Nakashima, berusia 52 tahun ini. Yup, Film drama produksi 2006 itu memang  karya luar biasa yang sukses mengombang-ambingkan emosi penontonnya dalam sebuah kisah super depresif yang terbungkus rapi dalam keindahan visual menawan penuh warna-warni cerah.
Memories of Matsuko bercerita tentang kehidupan seorang perempuan bernama Matsuko Kawajiri (Miki Nakatani), diceritakan dengan musikal dan sedikit komedi (tragicomedy). Film tentang betapa mudahnya hidup seseorang bisa berubah arah saat kita mengambil keputusan tertentu. Tapi Matsuko, dia bukan contoh karakter panutan. Sering kali ia salah jalan dan bersikap egois. Tapi dia hanya ingin membawa kebahagiaan untuk orang lain. Matsuko hanya ingin membuat orang lain bahagia, namun sayangnya hal tersebut malah lebih sering berbuntut pada kemalangan. Ada satu quote bagus yang diucapkan oleh mantan pacar Sho: “A life isn’t valued by what one receives. But by what one gives.” Dan seperti itulah Matsuko, hidupnya mungkin terlihat meaningless karena ia lebih sering mendapat penderitaan dibanding kebahagiaan. Tapi di luar itu ia telah memberikan kebahagiaan kepada banyak orang di sekitarnya, meskipun mungkin tanpa disadari.
Kesimpulannya, Memories of Matsuko bukanlah film biasa. Ini adalah film yang sangat bagus. Cerita, visual, musik, serta akting yang gemilang dari para pemainnya, terutama Miki Nakatani sang pemeran Matsuko, yang lewat film ini meraih penghargaan pada kategori Best Actress di Asian Film Awards 2007, membuat film ini sangat layak ditonton. Siap-siap tersenyum lalu sedih, tersenyum lagi, sedih lagi berulang ketika menonton film ini! Layaknya melihat sebuah roda kehidupan dari seseorang yg selalu berputar.

18. DETROIT METAL CITY / DETOROITO METARU SHITI (2008) 

Director : Toshio Lee
Writer : Kiminori Wakasugi (manga), Mika Ohmori (adaptation)
Stars : Ken'ichi Matsuyama, Yoshihiko Hosoda and Ryûji Akiyama

Review : Negishi (Ken'ichi Matsuyama) adalah pria muda dari desa yang sikapnya lugu dan lemah lembut. Dia memutuskan pindah ke Tokyo karena diterima kuliah di Universitas Tokyo dan karena ia ingin mengejar impiannya sebagai seorang penyanyi pop terkenal melalui lagu-lagu yang di ciptakan. Tapi apa yang terjadi setelah dia lulus kuliah?

Kesan :  Negishi : ”NO MUSIC NO DREAM”. Motto inilah yang mengantarkannya ke jalur musik yang justru sangat sangat berbeda dengan jalur musik yang diharapkannya. Jalur musik apaan tuh? Pop, Jazz, atau Dangdut? Itulah power dari film ini, saya lumayan berhasil dibikin ngakak oleh akting Kenichi Matsuyama di film ini. Salut sama perpindahan karakter dia dari Negishi ke Krauser dan juga sebaliknya, karakter mereka bener-bener kayak orang yang berbeda. Oh iya tiap Negishi nyanyi dan goyang-goyang selalu bikin saya pengen ketawa, ekspresinya itu looooooh. Buang jauh-jauh bayangan karakter L di film Death Note yang udah sangat melekat pada Kenichi dari kepala anda. Yang jelas, film ini saya nilai menghibur banget. Musik-musiknya bagus (bahkan lagunya Nageshi yang di film di ceritakan kacangan sebenernya enak di denger!), campuran dan pemotongan ceritanya juga terasa pas. Oh iya, ada Gene Simmons sebagai cameo lho... Seru khan? Bergaransi ngakak..hahaha :)


19. FISH STORY (2009) 


Director : Yoshihiro Nakamura
Writer : Kotaro Isaka (based upon the novel), Tamio Hayashi (screenplay)
Stars Takako Matsu, Yoshino Kimura and Masaki Okada

Review : Tahun 2012, ramalan yang menyebutkan akhir dari bumi dan umat manusia sudah mendekati kenyataan. Sebuah komet sudah bisa dilihat oleh mata kepala manusia, dan siap menabrak bumi. Beberapa jam sebelum komet tersebut sampai ke bumi, ada 3 orang yang sedang berada di sebuah toko CD. Dua orang di antaranya memiliki keyakinan bahwa bumi akan selamat, dan akan ada pembela keadilan yang akan menyelamatkan bumi dari kehancuran. Dalam toko tersebut, mereka mendengar sebuah lagu yang direkomendasikan oleh sang pemilik toko. Lagu dengan aliran punk tersebut berjudul “Fish Story” yang dibawakan oleh grup band punk bernama Gekirin 37 tahun lalu, satu tahun sebelum band Sex Pistols eksis dan memperkenalkan aliran musik punk pada dunia. Dan dari obrolan inilah terungkap harapan akan keselamatan dunia !!

Kesan : Kadang kita sering kali tidak menyadari, bahwa hal-hal kecil yang kita buat, yang dirasa sederhana dan tidak ada artinya, bisa menimbulkan pengaruh yang kuat kepada orang lain. Bahkan, hal kecil tersebut bisa saja menyelamatkan bumi dari kehancuran. Dalam film ini, hal kecil tersebut digambarkan dengan sebuah lagu punk. Ya, lagu punk ternyata bisa menyelamatkan dunia.
Lalu, bagaimana ceritanya sampai lagu “Fish Story” tersebut bisa menyelamatkan bumi? Yang perlu kamu lakukan hanya menontonnya. Awalnya mungkin kamu akan menganggap film ini sebagai film gak jelas, tapi ketika mencapai endingnya kamu akan merasakan sebuah sensasi yang sulit dideskripsikan. Begitu sampai akhir mungkin kamu akan berseru “DAMN! IT’S A GREAT MOVIE” dalam hati, seperti yang terjadi pada saya, dan langsung pengen mempromosikan film ini ke orang-orang. Kelebihan film ini adalah bagaimana kepiawaian sang sutradara menghubungkan cerita yang seolah-olah tidak nyambung tersebut. Dan menurut saya film ini benar-benar menghibur dan gak bikin stress. :P


20. KISARAGI  (2007) 



Director : Yûichi Satô
Writer : Yûichi Satô
Stars : Shun Oguri, Yûsuke Santamaria, Muga Tsukaji, Teruyuki Kagawa and Keisuke Koide

Review : Bertepatan dengan satu tahun setelah hari kematiannya itu, 5 orang fans berat Kisaragi Miki yang sebelumnya hanya saling berhubungan melalui internet mengadakan pertemuan dalam rangka mengenang idolanya tersebut. Lima orang tersebut adalah Iemoto (Shun Oguri), Yasuo (Tsukaji Muga), Snake (Koisuke Koide), Oda Yuuji (Yusuke Santamaria), Strawberry Girl (Teruyuki Kagawa). Kecuali Yasuo, semua nama tersebut merupakan nickname mereka di internet dan bukan nama asli mereka, tiba2 mereka membahas tentang kematian kisaragi ini (yg di berita mati karena bunuh diri). Akhirnya mereka ngerasa ada kejanggalan dalam kematiannya kisaragi ini, mereka curiga kalo Kisaragi di bunuh orang. Dan mereka mencoba buat flashback kejadian sebelum Kisaragi ini mati. Dan ternyata semuanya ternyata punya rahasia sendiri-sendiri tentang hubungannya dengan kematian si Kisaragi ini. And the story begin !!


Kesan : Bayangkan selama film berlangsung, kita hanya disuguhkan oleh obrolan kelima aktor diatas, dan hanya berkutat di satu tempat dan satu waktu saja. Ini pertama kalinya saya menonton sebuah film yang sebagian besar adegannya, dari awal sampai akhir, hanya berkutat di satu tempat  dan satu waktu saja. Apakah membosankan? Jelas tidak, bahkan Yûichi Satô membuat alur naik turun, berawal dari comedy, mendadak berubah jadi thriller, twisted hingga membuat saya tidak sedikitpun beranjak dari tempat duduk karena menantikan kejutan-kejutan kecil tak terduga yang semuanya merupakan kunci  dari penyebab kematian Kisaragi Miki. Untuk hal ini saya menyatakan salut pada penulis skenario-nya karena berhasil menyajikan skenario yang sangat cerdas dan menarik. Petunjuk-petunjuk yang dihasilkan melalui dialog-dialog karakternya berjalan dengan runtut dan tetap masuk akal, dan ketika kita dibawa pada bagian akhir, kita akan dibuat tersenyum lebar melihat penyelesaian dari kasus tersebut. 10 jempol juga untuk akting prima dan menghibur dari Shun Oguri, Yûsuke Santamaria, Muga Tsukaji, Teruyuki Kagawa and Keisuke Koide. Sama seperti ketika menonton Fish Story, endingnya memberikan saya kepuasan yang sangat besar. Ini adalah film yang tidak membosankan setelah ditonton berulang-ulang.  Tonton deh..


- Copyright © 2013 Sanz Lemon (アポ) - Kurumi Tokisaki - Powered by Blogger - Designed by Johanes Djogan -